Senin, 25 Maret 2019

Kode Etik dan Kebijakan Penegakan Prilaku Profesional ACM


Apa itu ACM ?

ACM, singkatan dari Association for Computing Machinery (Asosiasi untuk Permesinan Komputer), adalah sebuah serikat ilmiah dan pendidikan komputer pertama di dunia yang didirikan pada tahun 1947 atau hanya satu tahun setelah dibangunnya ENIAC oleh matematikawan dan insinyur teknik elektro untuk memajukan ilmu dan aplikasi teknologi informasi. Salah satu penemu ENIAC, John Mauchly adalah salah satu pendiri ACM. Anggota ACM sekitar 78.000 terdiri dari para profesional dan para pelajar yang tertarik akan komputer. Dia bermarkas besar di Kota New York.

1.     PRINSIP ETIS UMUM

1.1 Berkontribusi pada masyarakat dan kesejahteraan manusia.
Prinsip ini mengenai kualitas hidup manusia yang menegaskan kewajiban para profesional komputasi dalam menjaga setiap hak asasi masing-masing individu maupun kelompok untuk kepentingan masyarakat, anggotanya, dan lingkungan di sekitar mereka. Kewajiban ini termasuk melindungi hak asasi manusia yang mendasar serta menghormati setiap keragaman budaya dengan mempromosikannya. Tujuan penting dari para profesional komputasi adalah untuk meminimalisir konsekuensi yang dihasilkan dari komputasi termasuk ancaman dalam keamanan pribadi, kesehatan, keselamatan, dan privasi.
Para profesional komputasi saat merancang dan menerapkan sistem, harus mempertimbangkan bahwa hasil produk dari usaha mereka tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan juga memenuhi kebutuhan sosial. Mereka didorong untuk ikut berkontribusi secara aktif kepada masyarakat dengan terlibat pada kegiatan sukarela yang berdampak baik bagi publik.
Selain lingkungan yang aman, kesejahteraan manusia pun dituntut untuk aman, dan disinilah peran para profesional komputasi, mereka dapat mempromosikan kelestarian lingkungan dan budaya baik secara lokal bahkan global.
1.2 Hindari “Bahaya”.
Bahaya disini dimaksudkan dalam konteks konsekuensi negatif, terutama konsekuensi yang penting dan bersifat tidak adil. Beberapa contoh diantaranya, cedera fisik dan mental, perusakan atau pengungkapan informasi, dan juga kerusakan yang tidak dapat dibenarkan atas properti, reputasi, dan lingkungan.
Tindakan yang bermaksud baik, termasuk menjalankan tugas yang diberikan, jika tidak cermat, itupun dapat meyebabkan bahaya secara tidak terduga. Ketika kerusakan tidak disengaja, maka si orang yang melakukannya berkewajiban membatalkan atau mengurangi konsekuensi negatif yang terjadi sebesar mungkin. Menghindari bahaya dapat dimulai dengan pertimbangan yang cermat terhadap semua yang dilakukan, dan mengetahui dampak dari hal tersebut secara pasti. Dalam semua kasus, pastikan semua konsekuensi negatif diminimalisir, dengan itu para profesional komputasi harus mengikuti uji sistem yang secara standar sudah ditetapkan.
Seorang profesional komputasi memiliki kewajiban tambahan untuk melaporkan tanda-tanda risiko sistem yang dapat mengakibatkan bahaya. Namun, pelaporan yang berubah-ubah dan salah arah bisa juga menyebabkan bahaya lainnya. Maka sebelum adanya pelaporan, seorang profesional komputasi harus hati-hati dalam menilai aspek situasi yang relevan.
1.3 Jujur dan dapat dipercaya.
Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Seorang profesional komputasi seharusnya transparan dan memberikan pengungkapan penuh terhadap sistem yang terkait, baik keterbatasan, juga potensi masalah. Membuat klaim yang sengaja disalahkan atau menyesatkan, memalsukan data, menawarkan atau menerima suap, dan perilaku tidak jujur lainnya adalah merupakan pelanggaran pedoman kode etik.
Para profesional komputasi harus berterus terang terhadap keadaan apapun yang mengarah kepada konflik yang mungkin terjadi kedepannya. Profesional komputasi tidak boleh salah menggambarkan kebijakan atau prosedur organisasi, dan tidak boleh berbicara atas nama organisasi kecuali diberi wewenang untuk melakukannya.
1.4 Bersikap Adil dan tidak bersikap diskriminatif.
Nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghargai orang lain, dan keadilan diatur dalam prinsip ini. Para profesional komputer harus mendorong partisipasi yang adil dari semua orang, termasuk mereka yang berasal dari kelompok minoritas yang kurang terwakili.
Diskriminasi berdasarkan usia, warna kulit, kecacatan, etnis, status keluarga, gender, kebangsaan, ras atau faktor tidak pantas lainnya merupakan pelanggaran eksplisit terhadap kode etik. Para profesional komputasi harus mengambil tindakan untuk menghindari penciptaan sistem atau teknologi yang menghilangkan hak atau menindas orang.
1.5 Menghargai hak cipta.
Mengembangkan ide-ide baru, penemuan, karya kreatif, dan komputasi artefak, menciptakan nilai bagi masyarakat. Dan mereka yang mengeluarkan upaya ini harus mendapatkan nilai dari karya mereka tersebut. Profesional komputasi karena itu harus menghargai pembuat ide, penemuan, karya, dan artefak, dan menghormati hak cipta, paten, rahasia dagang, perjanjian lisensi, dan metode lain untuk melindungi karya pembuatnya.
Para profesional komputer tidak boleh mengklaim kepemilikan pribadi atas pekerjaan yang telah mereka atau orang lain bagikan sebagai sumber daya publik.
1.6 Hargai Privasi.
Teknologi memungkinkan pengumpulan, pemantauan, dan pertukaran informasi pribadi dengan cepat, murah, dan seringkali tanpa sepengetahuan orang yang terkena dampak. Oleh karena itu, seorang profesional komputasi harus memahami hak dan tanggung jawab yang terkait dengan pengumpulan dan penggunaan informasi pribadi.
Para profesional komputasi hanya boleh menggunakan informasi pribadi untuk tujuan yang sah dan tanpa melanggar hak-hak individu dan kelompok. Ini membutuhkan tindakan pencegahan untuk mencegah identifikasi ulang data anonim atau pengumpulan data yang tidak sah, memastikan keakuratan data, memahami asal-usul data, dan melindunginya dari akses yang tidak sah dan pengungkapan yang tidak disengaja.
Para profesional komputasi harus menetapkan kebijakan dan prosedur transparan yang memungkinkan individu untuk memahami data apa yang sedang dikumpulkan dan bagaimana data itu digunakan, untuk memberikan persetujuan dalam pengumpulan data otomatis, dan untuk meninjau, memperoleh, memperbaiki ketidakakuratan, dan menghapus data pribadi mereka. Informasi pribadi yang dikumpulkan untuk tujuan tertentu tidak boleh digunakan untuk tujuan lain tanpa persetujuan orang tersebut.
1.7 Hormati Kerahasiaan.
Para profesional komputasi sering kali dipercayakan dengan informasi rahasia seperti rahasia dagang, data klien, strategi bisnis nonpublik, informasi keuangan, data penelitian, artikel ilmiah pra-publikasi, dan aplikasi paten. Profesional komputasi harus melindungi kerahasiaan kecuali dalam kasus-kasus di mana bukti pelanggaran hukum, peraturan organisasi, atau kode etik. Dalam kasus ini, sifat atau isi dari informasi tersebut tidak boleh diungkapkan kecuali kepada pihak yang berwenang. Seorang profesional komputasi harus mempertimbangkan dengan seksama apakah pengungkapan seperti itu konsisten dengan kode etik atau tidak.
2.     TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL
Seorang profesional komputasi harus...
2.1 Berusaha keras untuk mencapai kualitas tinggi baik dalam proses maupun produk dari pekerjaan profesional.
Para profesional komputasi harus menuntut dan mendukung pekerjaan berkualitas tinggi dari diri mereka sendiri dan dari rekan kerja. Martabat pengusaha, karyawan, kolega, klien, pengguna, dan siapa pun yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung oleh pekerjaan harus dihormati selama proses berlangsung. Mereka juga harus berusaha untuk mencapai kualitas dan menyadari konsekuensi negatif yang akan muncul akibat dari kualitas yang buruk dari suatu sistem.
2.2 Pertahankan standar tinggi kompetensi profesional, perilaku, dan praktik etis.
Komputasi berkualitas tinggi tergantung pada individu dan tim yang mengambil tanggung jawab pribadi dan kelompok untuk memperoleh dan mempertahankan kompetensi profesional. Kompetensi profesional dimulai dengan pengetahuan teknis dan dengan kesadaran akan konteks sosial di mana pekerjaan mereka dapat digunakan. Kompetensi profesional juga membutuhkan keterampilan dalam komunikasi, dalam analisis reflektif, dan dalam mengenali dan menavigasi tantangan etika. Peningkatan keahlian merupakan proses yang berkelanjutan, bisa melalui pendidikan formal, pendidikan non-formal, seminar, dan sebagainya. Organisasi dan pengusaha profesional harus mendorong dan memfasilitasi kegiatan ini.
2.3 Mengetahui dan menghormati aturan yang terkait dengan pekerjaan profesional.
Aturan di sini termasuk hukum dan peraturan lokal, regional, nasional, dan internasional, serta kebijakan dan prosedur organisasi mana pun yang dimiliki oleh profesional. Profesional komputasi harus mematuhi aturan-aturan ini kecuali ada pembenaran etis yang meyakinkan untuk melakukan sebaliknya. Aturan yang dinilai tidak etis harus ditentang. Suatu aturan mungkin tidak etis ketika memiliki dasar moral yang tidak memadai atau juga menyebabkan kerugian. Seorang profesional komputasi yang memutuskan untuk melanggar aturan karena tidak etis, atau karena alasan lain, harus mempertimbangkan konsekuensi dan menerima tanggung jawab atas tindakannya itu.
2.4 Menerima dan memberikan ulasan profesional yang sesuai.
Pekerjaan profesional berkualitas tinggi dalam komputasi tergantung pada tinjauan profesional di semua tahap. Profesional komputasi harus mencari dan memanfaatkan tinjauan rekan dan pemangku kepentingan. Profesional komputasi juga harus memberikan ulasan konstruktif dan kritis dari karya orang lain.
2.5 Berikan evaluasi yang komprehensif dan menyeluruh terhadap sistem komputer dan dampaknya, termasuk analisis risiko yang mungkin terjadi.
Profesional komputasi berada dalam posisi yang dipercaya, dan karenanya memiliki tanggung jawab khusus untuk memberikan evaluasi dan kesaksian yang obyektif dan kredibel kepada pengusaha, karyawan, klien, pengguna, dan masyarakat. Para profesional komputasi harus berusaha untuk menjadi tanggap, teliti, dan objektif ketika mengevaluasi, merekomendasikan, dan menyajikan deskripsi dan alternatif sistem.
2.6 Lakukan pekerjaan hanya di bidang kompetensi.
Seorang profesional komputasi bertanggung jawab untuk mengevaluasi penugasan kerja potensial. Ini termasuk mengevaluasi kelayakan pekerja, apakah penugasan pekerjaan berada dalam kompetensinya atau bukan. Jika suatu saat sebelum atau selama penugasan pekerjaan, profesional mengidentifikasi kurangnya keahlian yang diperlukan, mereka harus mengungkapkan hal ini kepada pemberi kerja atau klien. Klien atau pemberi kerja dapat memutuskan untuk melanjutkan penugasan dengan profesional setelah waktu tambahan untuk memperoleh kompetensi yang diperlukan, untuk mengejar penugasan dengan orang lain yang memiliki keahlian yang diperlukan, atau untuk melepaskan penugasan tersebut. Pertimbangan etis profesional komputasi harus menjadi panduan terakhir dalam memutuskan apakah akan mengerjakan pekerjaan tersebut.
2.7 Menumbuhkan kesadaran publik dan pemahaman tentang komputasi, teknologi terkait, dan konsekuensinya.
Sesuai dengan konteks dan kemampuan seseorang, profesional komputasi harus berbagi pengetahuan teknis dengan publik, menumbuhkan kesadaran komputasi, dan mendorong pemahaman komputasi. Komunikasi dengan publik harus jelas, hormat, dan ramah. Masalah-masalah penting termasuk dampak sistem komputer, keterbatasannya, kerentanannya, dan peluang yang mereka hadirkan. Selain itu, seorang profesional komputasi harus dengan hormat menangani informasi yang tidak akurat atau menyesatkan yang terkait dengan komputasi.
2.8 Mengakses sumber daya komputasi dan komunikasi hanya jika diizinkan atau ketika dipaksa oleh publik.
Individu dan organisasi memiliki hak untuk membatasi akses ke sistem dan data mereka selama pembatasan tersebut konsisten dengan prinsip-prinsip lain dalam kode etik. Konsekuensinya, profesional komputasi tidak boleh mengakses sistem komputer, perangkat lunak, atau data orang lain tanpa keyakinan yang masuk akal. Suatu sistem yang dapat diakses secara publik bukanlah alasan yang cukup untuk menyiratkan otorisasi.
2.9 Desain dan implementasi sistem yang kuat dan dapat digunakan dengan aman.
Pelanggaran keamanan komputer menyebabkan kerusakan. Keamanan yang kuat harus menjadi pertimbangan utama saat merancang dan mengimplementasikan sistem. Para profesional komputasi harus melakukan uji tuntas untuk memastikan fungsi sistem sebagaimana dimaksud, dan mengambil tindakan yang sesuai untuk mengamankan sumber daya terhadap penyalahgunaan, modifikasi, dan penolakan layanan yang disengaja dan tidak disengaja. Karena ancaman dapat muncul dan berubah setelah sistem dikerahkan, profesional komputasi harus mengintegrasikan teknik dan kebijakan mitigasi, seperti pemantauan, penambalan, dan pelaporan kerentanan.
Untuk memastikan sistem mencapai tujuan yang diinginkan, fitur keamanan harus dirancang sedemikian intuitif dan mudah digunakan. Profesional komputasi harus menghindari tindakan pencegahan keamanan yang terlalu membingungkan, tidak sesuai dengan situasi, atau menghambat penggunaa.
Dalam kasus di mana penyalahgunaan atau kerusakan dapat diprediksi atau tidak dapat dihindari, opsi terbaik adalah tidak menerapkan sistem.
3.     PRINSIP KEPEMIMPINAN PROFESIONAL
Kepemimpinan dapat berupa penunjukan formal atau muncul secara informal dari pengaruh terhadap orang lain. Di bagian ini, "pemimpin" berarti setiap anggota organisasi atau kelompok yang memiliki pengaruh, tanggung jawab pendidikan, atau tanggung jawab manajerial.Sementara prinsip-prinsip ini berlaku untuk semua profesional komputasi, para pemimpin memikul tanggung jawab yang tinggi untuk menjunjung tinggi dan mempromosikannya, baik di dalam maupun melalui organisasi mereka.
Seorang profesional komputasi, terutama yang bertindak sebagai pemimpin, harus...
3.1 Memastikan bahwa barang publik adalah perhatian utama selama semua pekerjaan komputasi profesional.
Orang — termasuk pengguna, pelanggan, kolega, dan orang lain yang terkena dampak langsung atau tidak langsung — harus selalu menjadi perhatian utama dalam komputasi. Barang publik harus selalu menjadi pertimbangan eksplisit ketika mengevaluasi tugas-tugas yang terkait dengan penelitian, analisis persyaratan, desain, implementasi, pengujian, validasi, penyebaran, pemeliharaan, pensiun, dan pembuangan.
Profesional komputasi harus menjaga fokus ini tidak peduli metodologi atau teknik apa yang mereka gunakan dalam praktik mereka.
3.2 Mengartikulasikan, mendorong penerimaan, dan mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab sosial oleh anggota organisasi atau kelompok.
Organisasi dan kelompok teknis mempengaruhi masyarakat yang lebih luas, dan para pemimpin mereka harus menerima tanggung jawab yang terkait. Organisasi — melalui prosedur dan sikap yang berorientasi pada kualitas, transparansi, dan kesejahteraan masyarakat — mengurangi bahaya bagi publik dan meningkatkan kesadaran akan pengaruh teknologi dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, para pemimpin harus mendorong partisipasi penuh dari para profesional komputasi dalam memenuhi tanggung jawab sosial yang relevan dan mencegah kecenderungan untuk melakukan sebaliknya.
3.3 Mengelola personel dan sumber daya untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja.
Para pemimpin harus memastikan bahwa mereka meningkatkan, bukan menurunkan, kualitas kehidupan kerja. Para pemimpin harus mempertimbangkan pengembangan pribadi dan profesional, persyaratan aksesibilitas, keselamatan fisik, kesejahteraan psikologis, dan martabat manusia semua pekerja. Standar ergonomis manusia-komputer yang sesuai harus digunakan di tempat kerja.
3.4 Mengartikulasikan, menerapkan, dan mendukung kebijakan dan proses yang mencerminkan prinsip-prinsip kode etis.
Para pemimpin harus mengupayakan kebijakan organisasi yang jelas yang konsisten dengan kode etis dan secara efektif mengkomunikasikannya kepada pemangku kepentingan terkait. Selain itu, para pemimpin harus mendorong dan menghargai kepatuhan dengan kebijakan-kebijakan itu, dan mengambil tindakan yang tepat ketika kebijakan dilanggar.
3.5 Menciptakan peluang bagi anggota organisasi atau kelompok untuk tumbuh sebagai profesional.
Peluang pendidikan sangat penting untuk semua anggota organisasi dan kelompok. Para pemimpin harus memastikan bahwa peluang tersedia bagi para profesional komputasi untuk membantu mereka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam profesionalisme, dalam praktik etika, dan dalam spesialisasi teknis mereka. Peluang ini harus mencakup pengalaman yang membiasakan para profesional komputasi dengan konsekuensi dan keterbatasan jenis sistem tertentu.
3.6 Berhati-hatilah saat memodifikasi atau menghentikan sistem.
Perubahan antarmuka, penghapusan fitur, dan bahkan pembaruan perangkat lunak berdampak pada produktivitas pengguna dan kualitas pekerjaan mereka. Para pemimpin harus berhati-hati ketika mengubah atau menghentikan dukungan untuk fitur-fitur sistem di mana orang masih bergantung. Para profesional komputer harus membantu pengguna sistem dalam memantau kelayakan operasional sistem komputasi mereka, dan membantu mereka memahami bahwa penggantian tepat waktu dari fitur yang tidak sesuai atau usang atau seluruh sistem mungkin diperlukan.
3.7 Mengenali dan merawat secara khusus sistem yang terintegrasi ke dalam infrastruktur masyarakat.
Bahkan sistem komputer yang paling sederhana memiliki potensi untuk mempengaruhi semua aspek masyarakat ketika diintegrasikan dengan kegiatan sehari-hari seperti perdagangan, perjalanan, pemerintahan, perawatan kesehatan, dan pendidikan. Ketika organisasi dan kelompok mengembangkan sistem yang menjadi bagian penting dari infrastruktur masyarakat, para pemimpin mereka memiliki tanggung jawab tambahan untuk menjadi pengurus yang baik dari sistem ini. Pemantauan terus menerus tentang bagaimana masyarakat menggunakan sistem akan memungkinkan organisasi atau kelompok untuk tetap konsisten dengan kewajiban mereka yang dijabarkan dalam kode etis ini. Ketika standar perawatan yang sesuai tidak ada, profesional komputasi memiliki tugas untuk memastikan mereka dikembangkan.
4.     KEPATUHAN DENGAN KODE ETIK
Seorang profesional komputasi harus...
4.1 Menjunjung tinggi, mempromosikan, dan menghormati prinsip-prinsip kode etik.
Masa depan komputasi tergantung pada keunggulan teknis dan etika. Para profesional komputer harus mematuhi prinsip-prinsip kode etis ini dan berkontribusi untuk meningkatkannya. Para profesional komputer yang mengakui pelanggaran pedoman kode etis harus mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah etika yang mereka akui, termasuk, jika masuk akal, mengungkapkan kekhawatiran mereka kepada orang atau orang yang dianggap melanggar pedoman.
4.2 Menangani pelanggaran kode etik sebagai tidak konsisten dengan keanggotaan dalam ACM.
Setiap anggota ACM harus mendorong dan mendukung kepatuhan oleh semua profesional komputasi terlepas dari keanggotaan ACM. Anggota ACM yang mengakui pelanggaran kode etik harus mempertimbangkan melaporkan pelanggaran terhadap ACM, yang dapat mengakibatkan tindakan perbaikan sebagaimana ditentukan dalam Kode Etik dan Kebijakan Penegakan Perilaku Profesional ACM

Sumber:


https://www.coursehero.com/file/p1rvnr8/Kode-Etik-Association-for-Computing-Machinery-yand-didirikan-pada-tahun-1947/













Sabtu, 09 Maret 2019

CONTOH KASUS PELANGGARAN CYBER ETHICS DI INDONESIA



Hallo semuanya  selamat datang di blog saya perkenalkan nama saya Hilmi saya seorang mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Sukabumi prodi Teknik Informatika semester 2.Kali ini saya akan membuat artikel tentang CYBER ETHICS pengertian dan kasus pelanggarannya.

Pertama tama kita akan bahas tentang pengertian cyber ethics
apa sih CYBER ETHICS itu? berikut penjelassannya:
CYBER ETHICS adalah suatu aturan teknologi informasi yang berisi nilai-nilai yang disepakati bersama untuk dipatuhi dalam interaksi antar pengguna teknologi

Nah itulah pengertian CYBER ETHICS yang saya kutip dari blog https://smarteenblog.wordpress.com 
Jadi intinya CYBER ETHICS itu adalah aturan aturan tentang teknologi informasi

Lalu sekarang kita akan bahas mengenai pelanggaran CYBER ETHICS 

Segala sesuatu atau tindak kejahatan yang dilakukan melalui internet itu adalah pelanggaran CYBER ETHICS berikut adalah contoh pelanggaran CYBER ethics dan sedikit mengenai penjelasannya
1. Unauthorized Aces
Adalah kriminal yang berlangsung kala seorang memasuki atau menyusup ke dalam sesuatu skema jaringan komputer dengan cara tidak legal, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan dari pemilik skema jaringan komputer yang dimasukinya. contoh dari perbuatan kriminal ini ialah Probing dan port.
2. Illegal Contents
Adalah kriminal yang dijalani dengan metode memuatkan informasi atau informasi ke internet berhubungan sesuatu keadaan yang tidak benar, tidak sopan, serta bisa diduga sebagai melanggar hukum atau mengganggu ketertiban pada publik umum, contohnya ialah peredaran pornografi atau berita yang tidak benar.
3. Penyebaran virus secara sengaja
Penyebaran virus pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sebuah email. Sering kali orang yang sistem emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya.
4. Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion
Cyber Espionage merupakan sebuah kejahatan dengan cara memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak sasaran. Sabotage and Extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
5. Carding
Carding merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.
6. Hacking dan Cracker
Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS (Denial Of Service).
Dos attack merupakan serangan yang bertujuan melumpuhkan target (hang, crash) sehingga tidak dapat memberikan layanan.
7. Cybersquatting and Typosquatting
Cybersquatting merupakan sebuah kejahatan yang dilakukan dengan cara mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal. Adapun typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain plesetan yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain.

8. Cyber Terorism
Tindakan cybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer

Kasus pelanggaran CYBER ethics di Indonesia Contoh Kasus Pelanggaran CYBER ETHICS di Indonesia diantaranya adalah Salah kasus yang terjadi saat utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa berkunjung di Korea Selatan. Kunjungan tersebut antara lain, guna melakukan pembicaraan kerja sama jangka pendek dan jangka panjang di bidang pertahanan. Delegasi Indonesia beranggota 50 orang berkunjung ke Seoul untuk membicarakan kerja sama ekonomi, termasuk kemungkinan pembelian jet tempur latih supersonik T-50 Golden Eagle buatan Korsel dan sistem persenjataan lain seperti pesawat latih jet supersonik, tank tempur utama K2 Black Panther dan rudal portabel permukaan ke udara. Ini disebabkan karena Korea dalam persaingan sengit dengan Yak-130, jet latih Rusia. Sedangkan anggota DPR yang membidangi Pertahanan (Komisi I) menyatakan, berdasar informasi dari Kemhan, data yang diduga dicuri merupakan rencana kerja sama pembuatan 50 unit pesawat tempur di PT Dirgantara Indonesia (DI). Pihak PT DI membenarkan sedang ada kerja sama dengan Korsel dalam pembuatan pesawat tempur KFX (Korea Fighter Experiment). Pesawat KFX lebih canggih daripada F16. Modus dari kejahatan tersebut adalah mencuri data atau data theft, yaitu kegiatan memperoleh data komputer secara tidak sah, baik digunakan sendiri ataupun untuk diberikan kepada orang lain. Indentity Theft merupakan salah satu jenis kejahatan ini yang sering diikuti dengan kejahatan penipuan. Kejahatan ini juga sering diikuti dengan kejahatan data leakage. Perbuatan melakukan pencurian dara sampai saat ini tidak ada diatur secara khusus

Contoh kasus pelanggaran yang kedua adalah kasus diretasnya situs resmi Telkomsel oleh kelompok hacker indonesia gara gara tarif internet yang terlalu mahal Para hacker mengubah nama Telkomsel menjadi telkomnyet aangat lucu memang mungkin itu bentuk kekecewaan para pengguna Telkomsel kasus ini mendadak viral di media sosial dan televisi dan menjadi bahan perbincangan netizen

Contoh kassus ketiga Penyerangan terhadap website www.golkar.or.id milik Partai Golkar. Serangan terjadi hingga 1577 kali melalui jalan yang sama tanpa adanya upaya menutup celah tersebut disamping kemampuan Hacker yang lebih tinggi, dalam hal ini teknik yang digunakan oleh Hacker adalah PHP Injection dan mengganti tampilan muka website dengan gambar wanitasexy serta gorilla putih sedang tersenyum.(selengkapnya)

modus : membobol situs website dengan menggunakan pHP injection.

penyelesaian: karena tidak diketahui siapa yang melakukan maka tidak ada tindakan berarti yang dapat dilakukan. namun mungkin dapat lebih di proteksi lagi situs web nya.

Contoh kassus keempat Pada hari Sabtu, 17 April 2004, Dani Firmansyah, konsultan Teknologi Informasi (TI) PT Danareksa di Jakarta berhasil membobol situs milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) di http://tnp.kpu.go.id dan mengubah nama-nama partai di dalamnya menjadi nama-nama “unik”, seperti Partai Kolor Ijo, Partai Mbah Jambon, Partai Jambu, dan lain sebagainya. Dani menggunakan teknik SQL Injection(pada dasarnya teknik tersebut adalah dengan cara mengetikkan string atau perintah tertentu di address bar browser) untuk menjebol situs KPU.

Motif dari melakukan hal tersebut hanya untuk mengetes sistem keamanan KPU, tanpa ada maksud politik. namun hal tersebut membuat berkurangnya kepercayaan publik terhadap KPU.

modus : menggunakan teknik sql injection untuk menjebol situs tersebut.

Demikian penjelasan mengenai pengertian CYBER ethics dan contoh kasus pelanggaran CYBER ETHICS yang terjadi di Indonesia semoga bermanfaat bagi kalian yang membaca agar bisa lebih bijak dalam menggunakan internet

Terima kasih telah berkunjung di blog saya tinggalkan komentar dan saran dikolom komentar yahh ^_^





Sumber:

KECERDASAN BUATAN

Dalam bahasan kecerdasan buatan sebuah software/ hardware disebut cerdas jika memiliki kemampuan untuk searching, reasoning, planning dan le...